Keberhasilan Bupati Sumenep, DR. H. Achmad Fauzi Wongsojudo SH, MH ” Membungkam Siapapun yang Bersuara Lantang
Pemerintahan Kab. Sumenep, di bawah Kepemimpinan Dr. H. Achmad Fauzi Wongsojudo, SH, MH dan KH. Imam Hasyim, SH, MH, usai dilantik menuai polemik tak menyenangkan terutama dalam sektor pelayanan.
Menggunakan pelayanan satu pintu, dan sulitnya bertemu dengan pimpinan di Instansi pemerintahan, sangat meresahkan bagi awak media untuk melakukan klarifikasi terkait pekerjaan Dinas.
Hasil kajian reporter Media Temporatur.com, Dalam beberapa catatan yang viral melalui unggahan Tiktok dari salah satu Media di Sumenep, sempat menviralkan pelayanan buruk di Dinas Perumahan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kab. Sumenep.
Tidak hanya itu, ada unggahan Tiktok yang lainnya yang juga viral dan mencatut nama Bupati Sumenep, DR. H. Achmad Fauzi Wongsojudo, SH, MH, namun seakan tak ada bantahan dari awak media di Kab. Sumenep.
Terlihat keberhasilan Diskominfo Kab. Sumenep, meredam isu-isu publik untuk tidak menjadi virus yang negatif terhadap kebijakan Bupati Sumenep, sehingga awak Media menjadi senyawa dengan Pemerintah.
Pantauan Media ini, Buruknya pelayanan pemerintah di Kab. Sumenep lainnya, juga terlihat dari tidak responsipnya Kepala Dinas di tingkat Organisasi Prangkat Daerah (SOPD) Kab. Sumenep terhadap poster Bupati dan wakilnya.
Salah satu contoh, Di pintu masuk menuju Dinas Ketahanan Pangan dan pertanian (DKPP) masih terpangpang Bupati Achmad Fauzi dan wakilnya Hj. Dewi Khalifah, padahal publik sudah tahu, kalau jabatan Bupati terpilih sudah dilantik dengan Wakilnya yang baru yakni, KH. Imam Hasyim.
Tentu, kelalaian ini, adalah bentuk kecil dari kurangnya memberikan sikap tegas dan disiplin ASN terhadap pelayanan Publik, lagi-lagi ini mungkin keberhasilan Diskominfo sebagai corong ke pemerintahan di lingkungan Kab. Sumenep.
Bahkan sempat viral juga, Warga Kepulauan dengan memasang poster di titik ruas kota dan menyampaikan aspirasinya terkait jalan rusak yang kurang mendapat perhatian dari pemerintah.
Gerakan aktip dan suara lantang para aktifis itu cepat mendapat tanggapan positif oleh Pemerintah sehingga di Kab. Sumenep, terlihat Masyarakatnya sejahtera, padahal tercatat sebagai nominasi ke tiga Masyarakat Miskin di Jawa Timur.
Aktifis yang bersuara lantang, seringkali mendapatkan penghargaan dari Bupati Kab. Sumenep, sehingga ruang lingkupnya terbatas, mereka memiliki pekerjaan yang strategis sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Ketua lembaga Pencerahan Informasi Pemikiran (PIP) Kab. Sumenep, RB. Muhammad Faisol Sadamih, S.Sos, saat di temui Media online, mengatakan, kalau saat ini masyarakat di Kab. Sumenep sudah mulai tak berdaya.
” Hal ini adalah faktor dari kegagagalan Pemerintah setempat, bisa jadi kecerdasan bermusyawarah dengan tidak adanya realisasi pembangunan infrastruktur dengan baik, dan kurangnya perhatian terhadap Masyarakat tani”.
Tidak hanya itu, kata dia, ada beberapa Media yang merasa takut bersuara keadilan, alasannya hanya takut tidak diperhatikan oleh Pemerintah dan tidak mendapatkan jatah iklan bulanan. Ironis kan Kabupaten kita?, “pungkasnya.
(Faisal)