Pertemuan Para Bupati dan Walikota Bersama KDM:Normalisasi Sungai Jadi Fokus Utama Pertemuan Strategis Penanganan Banjir

Pertemuan Para Bupati dan Walikota Bersama KDM:Normalisasi Sungai Jadi Fokus Utama Pertemuan Strategis Penanganan Banjir
Keterangan foto : Ade Kuswara Kunang (ft istimewa)

Pertemuan Para Bupati dan Walikota Bersama KDM:Normalisasi Sungai Jadi Fokus Utama Pertemuan Strategis Penanganan Banjir

Bekasi – Temporatur.com

Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, bersama Gubernur Jawa Barat, Dedy Mulyadi, mengadakan pertemuan strategis di Kantor Pemerintahan Kota Bekasi pada Jumat, 7 Maret 2025.

Pertemuan tersebut turut dihadiri Wali Kota Bekasi Tri Adhianto, Bupati Bogor Rudy Susmanto, dan Wali Kota Depok Supian Suri. Agenda utama pertemuan ini adalah membahas langkah-langkah strategis penanggulangan banjir yang kerap melanda wilayah sepanjang aliran Kali Cikeas, Kali Cileungsi, dan Kali Bekasi.

Salah satu fokus utama diskusi adalah normalisasi sungai melalui pengerukan sampah dan lumpur untuk mengoptimalkan aliran air, khususnya pada musim hujan dengan curah tinggi.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Jawa Barat, Dedy Mulyadi, mempersilakan kepada Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang untuk wawancara dengan Awak Media, kemudian menyampaikan kepada awak media bahwa Pemerintah Kabupaten Bekasi telah menyelesaikan status tanggap darurat bencana banjir. Seluruh elemen masyarakat, termasuk camat, TNI, dan Polri, dikerahkan untuk memberikan bantuan langsung kepada masyarakat terdampak.

Bacaan Lainnya

“Anggaran sudah kami siapkan untuk membantu masyarakat yang terkena banjir. Dari 23 kecamatan di Kabupaten Bekasi, ada 7 kecamatan yang tidak terdampak banjir. Wilayah paling parah terdampak adalah Kecamatan Cikarang Timur, Kecamatan Cikarang Utara, dan Kecamatan Tambun Utara,” jelas Ade.

Bupati Bekasi juga mengungkapkan bahwa sekitar 60.000 warga terdampak banjir, dengan 40.000 rumah mengalami terdampak akibat genangan air. Namun, ia menegaskan bahwa tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Sebagai langkah darurat, Pemerintah Kabupaten Bekasi telah mendirikan sejumlah dapur umum, baik yang dikelola pemerintah, BPBD, maupun relawan. “Saat ini dapur umum sudah beroperasi untuk memastikan kebutuhan warga terdampak terpenuhi,” tambahnya.

Menurut Ade, salah satu penyebab utama banjir adalah tata ruang yang tidak terencana, seperti alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman tanpa analisis mendalam. “Ini harus dianalisis lebih dalam agar tidak terus terulang. Kita perlu solusi jangka panjang untuk tata ruang dan pengelolaan lingkungan,” tutupnya.

Dengan langkah kolaboratif ini, diharapkan banjir di kawasan Bekasi dan sekitarnya dapat ditangani secara komprehensif dan berkelanjutan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *