10 Hektar Tambak Udang Vaname di Muaragembong Berujung Bangkrut ?

10 Hektar Tambak Udang Vaname di Muaragembong Berujung Bangkrut ?
Keterangan foto: Lahan Tambak di Muaragembong Kabupaten Bekasi.1/02/2025 (ft :ER)

10 Hektar Tambak Udang Vaname di Muaragembong Berujung Bangkrut ?

Bekasi, – Temporatur.com

Program budidaya udang vaname di Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo beberapa tahun lalu, kini menjadi sorotan. Tambak yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) bersama Bank Mandiri, justru berakhir dengan kegagalan.

Di Desa Pantai Bakti, tambak tersebut kini menyisakan lahan sekitar 10 hektare yang dikelola oleh empat petani tambak lokal. Kondisi tambak terlihat memprihatinkan, dengan plastik karpet tambak dan kincir bekas yang berserakan, menjadi saksi kegagalan proyek ini. Setelah empat kali masa tanam, tambak tersebut dinyatakan bangkrut.

Layu Warga, salah satu petani tambak, mengungkapkan rasa kecewanya. “Dulu harapannya besar sekali, Pak. Tapi ternyata hasilnya tidak sesuai target. Sekarang lahannya sudah saya kelola lagi sendiri dengan budidaya ikan jaer, badeng, dan ikan kerapu,” ujarnya. Para petambak kini memilih beralih ke metode tradisional dengan budidaya ikan lokal yang dianggap lebih cocok dengan kondisi alam setempat.

Presiden Joko Widodo sebelumnya menyebut tambak udang vaname di Muaragembong sebagai proyek unggulan. Saat kunjungan pada 30 Januari 2018, Jokowi menjelaskan potensi keuntungan dari tambak udang vaname yang mencapai Rp 120 juta per hektare per panen.

Bacaan Lainnya

“Ada margin keuntungan sekali panen itu Rp 120 jutaan kurang lebih. Ini kan duit gede banget,” ujar Presiden Jokowi saat itu. Dengan modal sekitar Rp 180 juta per hektare, hasil penjualan udang vaname diproyeksikan mencapai Rp 310 juta. Namun, Jokowi juga mengakui adanya kendala, termasuk serangan virus yang menyebabkan kegagalan panen pertama.

Meskipun sempat menghasilkan keuntungan pada panen berikutnya, hasilnya tetap belum optimal. Jokowi memperingatkan pentingnya pengelolaan yang hati-hati agar petani tidak dirugikan. Sayangnya, tambak ini akhirnya dinyatakan bangkrut.

Hingga kini, Pemerintah Kabupaten Bekasi belum memberikan keterangan resmi mengenai penyebab utama kegagalan tambak tersebut. Warga mendesak pemerintah untuk melakukan evaluasi mendalam agar program sejenis di masa depan tidak bernasib serupa.

“Kita butuh solusi yang benar-benar membantu kemajuan dan kesejahteraan seluruh petani tambak di Muaragembong,” ujar seorang warga setempat.

Kisah tambak udang vaname ini menjadi pelajaran penting tentang perlunya perencanaan, pengelolaan, dan pendampingan yang lebih baik dalam mendukung keberhasilan program pertanian modern.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *