Kabupaten Bekasi Akan Memiliki Bendungan Sungai Hulu yang Siap Mengaliri Air 7.252 Hektar Sawah

Kabupaten Bekasi Akan Memiliki Bendungan Sungai Hulu yang Siap Mengaliri Air 7.252 Hektar Sawah
Foto Istimewa

Kabupaten Bekasi Akan Memiliki Bendung Sungai Hulu yang Siap Mengaliri Air 7.252 Hektar Sawah

Bekasi -Temporatur.com

Bacaan Lainnya

Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi (SDABMBK) menargetkan pembangunan Bendung Sungai Hulu (BSH-0) di Kali Cikarang Bekasi Laut (CBL) selesai pada November 2025. Pembangunan bendung ini bertujuan mengatasi kekeringan yang sering terjadi saat musim kemarau di wilayah utara KabupatenpBekasi.

Detail Pembangunan :

Lokasi: Desa Sukajaya, Kecamatan Cibitung, berbatasan dengan Desa Kalijaya (Cikarang Barat) dan Desa Karang Asih (Cikarang Utara)
Tujuan: Mengalirkan air ke saluran sekunder Kali Srengseng Hilir dan menyuplai kebutuhan irigasi bagi lahan pertanian seluas 7.252 hektare
Manfaat: Mengatasi kekeringan yang kerap terjadi saat musim kemarau, meningkatkan ketersediaan air untuk pertanian

Kemajuan Pembangunan:

Pembangunan bendung sempat tertunda selama dua bulan karena proses penertiban bangunan liar oleh Satpol PP
Pemkab Bekasi dan BBWS Citarum telah menyepakati pembagian tanggung jawab melalui nota kesepahaman

Petani setempat menyambut positif pembangunan bendung ini sebagai solusi permanen untuk mengatasi kekeringan

Dampak Positif:

Meningkatkan ketersediaan air untuk pertanian di wilayah utara Kabupaten Bekasi
Mengurangi risiko kekeringan dan gagal tanam

Mendukung sektor pertanian di Kabupaten Bekasi dengan menyediakan infrastruktur yang memadai

Bendung ini akan mengalirkan air ke saluran sekunder Kali Srengseng Hilir dan menyuplai kebutuhan irigasi bagi lahan pertanian seluas 7.252 hektare di wilayah utara Kabupaten Bekasi.

Kepala Dinas SDABMBK Kabupaten Bekasi, Henri Lincoln, mengatakan pembangunan bendung ini menjadi solusi atas kekeringan yang kerap terjadi saat musim kemarau. Lokasi bendung berada di Desa Sukajaya, Kecamatan Cibitung, berbatasan dengan Desa Kalijaya (Cikarang Barat) dan Desa Karang Asih (Cikarang Utara).

“Fokus kami menangani kekeringan yang menjadi aspirasi petani wilayah utara. Selama ini, air tidak sampai ke hilir saat kemarau. Pemkab Bekasi dan BBWS Citarum telah menyepakati pembagian tanggung jawab melalui nota kesepahaman,” ujar Henri, Senin (5/5/2025).

Henri menjelaskan bahwa selama ini saat kemarau petani di utara secara swadaya membendung aliran air menggunakan beronjong batu dan cerucuk bambu agar debit air mengalir ke saluran sekunder Srengseng, Pembangunan Bendung BSH-0 sempat tertunda selama dua bulan karena proses penertiban dari pihak Satpol-PP baru bisa dilaksanakan pada 6 April 2025 terhadap bangunan liar yang berdiri di atas lahan negara.

“Setelah pembangunan bendung selesai, petugas akan mengatur debit air melalui sistem intake sesuai kebutuhan pasokan air, Proses penertiban oleh Satpol PP dilakukan secara bertahap dengan sosialisasi dan pembongkaran,” tambahnya.

Selain pembangunan bendung, Dinas SDABMBK juga akan merehabilitasi Jembatan Hulu CBL yang menghubungkan Desa Sukajaya dan Desa Kalijaya. Namun, pelaksanaannya ditunda agar tidak mengganggu proses pembangunan bendung.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Dinas SDABMBK Kabupaten Bekasi, Agung Mulya, menyatakan pembangunan bendung akan diawali dengan pembuatan saluran pengelak yang menyodet aliran Kali Cikarang. Saluran ini akan dilengkapi dengan steel sheet pile untuk mengalihkan air selama pekerjaan berlangsung.

“Di lokasi bendung juga akan dibangun ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan sebagai taman serta fasilitas pengangkut sampah. Kami juga akan memasang cofferdam untuk menahan air selama proses konstruksi,” ujar Agung.

Perwakilan Gerakan Petani Utara, Aris Sukadam, mengapresiasi pembangunan Bendung BSH-0. Ia menyatakan bahwa infrastruktur tersebut telah lama dinantikan petani, khususnya setelah musim kemarau ekstrem pada 2024 menyebabkan gagal tanam di berbagai wilayah.

“Kami bersyukur akhirnya pembangunan dimulai. Selama ini kami bergotong-royong membendung air secara manual agar sawah tetap terairi,” katanya.

Kali Srengseng mengalir sepanjang 38 kilometer melintasi tujuh kecamatan diantaranya Karangbahagia, Sukatani, Tambelang, Sukawangi, Sukakarya, Cabangbungin, dan Muaragembong.

(SS/Red)

Sumber ; Diskominfosantik

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *