Alergi Wartawan Kepala Puskesmas Karang Sambung Sering Bermain Petak Umpet
Kabupaten Bekasi – Temporatur.com
Kepala Puskesmas (Kapus) Karang Sambung di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, yang diduga kerap menghindari wartawan dalam pertemuan, menimbulkan pertanyaan besar di kalangan publik.
Awak media seringkali merasa kesulitan menemui sang kepala Puskesmas, meskipun mobilnya terparkir di tempat.
Beberapa kejadian mengejutkan juga terjadi, seperti pintu kantornya terbuka dengan ponsel sedang dicas di meja. Saat ditanyakan kepada staf pelayanan, mereka juga tak memiliki informasi yang jelas terkait keberadaan sang kepala Puskesmas.
Alasan yang beragam pun disampaikan, mulai dari dijemput oleh temannya hingga baru tiba di puskesmas tersebut.
Salah satu staf Puskesmas saat dikonfirmasi media keberadaan kepala Puskesmas mengatakan selalu tidak tahu.
“Pak Kapus tidak ada”
“Sedang keluar barangkali pak”, ucap petugas staf Puskesmas Karangsambung, Jumat, (25/01/2025).
Tim investigasi awak media mengungkap bahwa kepala Puskesmas tidak dapat dihubungi karena nomor hp awak media diduga diblokir. Meskipun telah menunggu lebih dari satu jam, kepala Puskesmas tetap tidak muncul.
Perilaku menghindar ini menimbulkan asumsi bahwa ada sesuatu yang disembunyikan terkait pengelolaan anggaran kesehatan di Puskesmas Karang Sambung.
Salah satu wartawan mengaku merasa penasaran dan menduga adanya penyimpangan di Puskesmas, yang bertentangan dengan nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi.
Tidak adanya kerjasama dari kepala Puskesmas mengarah pada kecurigaan dan ketidakpercayaan dari masyarakat.
Sebagai bagian dari kontrol sosial, para wartawan memiliki tanggung jawab untuk mengawasi dan melaporkan informasi yang penting bagi masyarakat. Oleh karena itu, kedekatan dan kerjasama antara kepala Puskesmas dan wartawan sangatlah penting dalam memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana BLUD.
Diharapkan agar kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi dapat memberikan teguran kepada kepala Puskesmas terkait perilaku menghindar ini, sehingga hubungan dengan wartawan dapat tetap harmonis. Klarifikasi dan penjelasan yang transparan dari pihak yang bersangkutan diharapkan akan membantu meningkatkan citra dinas kesehatan di UPTD Puskesmas Karang Sambung.
Hingga saat ini, kepala Puskesmas Karang Sambung belum berhasil ditemui dan konfirmasi lebih lanjut belum bisa dilakukan. Hal ini menambah kebingungan dan ketidakpastian terkait kondisi sebenarnya dari kejadian yang menimbulkan dugaan ‘alergi’ terhadap wartawan tersebut. Semoga peristiwa ini dapat diselesaikan dengan tepat dan membawa dampak positif bagi transparansi dan akuntabilitas di Puskesmas Karang Sambung.**
(M. Umpah)