Diberitakan Tak Menyenangkan, Kepsek SMK Al-Imron Pakamban Laok, Minta Wali Siswa Koreksi Salahnya Sendiri
Moh. Zayyif, S.Pd, Kepala Sekolah SMK Al-Imron Desa Pakamban Laok, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep. Saat ditemui Media Temporatur.com Mengaku, kalau dirinya diberitakan miring oleh Media, berarti Allah telah memperlihatkan dosa-dosanya.
Menurutnya, berbuat baik sampai kapanpun tidak pernah selesai, hal itu yang kerapkali diajarkan kepada siswa-siswinya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Al-Imron Pakamban Laok, Kecamatan Pragaan Kab. Sumenep. Tegasnya
Ia juga menjelaskan bahwa, kesadaran kerapkali datang terlambat, itulah sebabnya, pihaknya meminta agar pelapor yang tidak disebutkan namanya oleh awak media, dapat menyadari akan pentingnya dunia pendidikan dan keberlangsungan anaknya di lembaga pendidikan formal. Jelasnya
” Sejelek-jeleknya prilaku Manusia, mungkin masih bisa dirubah atau di perbaiki dengan pola pikir yang mencerdaskan, meski terlambat, karena butuh waktu dan perenungan untuk mencapai mufakat”
Jadi, secara pribadi, saya memaafkan pelapor yang menuduh, Kepala Sekolah SMK- Al-Imron Pakamban Laok, bermain-main dengan dana anggaran siswa lewat Program Indonesia Pintar (PIP) tahun 2024.
Oleh karenanya, secara pribadi saya tidak keberatan nama saya diviralkan lewat media sosial, hanya saja, jangan bersembunyi dibalik layar, sampaikan secara langsung ke Lembaga melalui saran dan keritik membangun, bukan justru memviralkan lewat Medsos dan tidak bertangungjawab. Kilahnya
” Saya Manusia biasa, memiliki kekurangan dan kelebihan, tidak lepas dari salah dan lupa, makanya, saya berterima kasih telah di ingatkan, agar dapat saling menasehati dan melengkapi diantara sisi keduanya”
Selain itu, kata dia, Pihaknya selaku pendidik, merasa sangat bersalah, pada saat aib dirinya diperlihatkan oleh Allah lewat teguran orang lain, makanya ia memaafkan setiap kesalahan dan ujaran kebencian yang diberikan kepadanya, baik secara personal maupun kelembagaan yang di pimpinnya saat ini.
” Jabatan Kepala Sekolah bukanlah sebuah ukuran baik dan tidaknya seseorang, dan bukanlah jabatan mulia yang dapat dipertaruhkan, tidak, di mata Allah, bisa jadi orang yang tidak memiliki kedudukan apa-apa justru lebih tinggi derajatnya”
Makanya, hanya orang yang berilmu dan memiliki ketaqwaan dan rasa takut kepada Allah, adalah sempurnanya akhlaq dan prilaku seseorang. ” jadi, ayo saling menasihati dan memperbaiki, termasuk saling memaafkan,”pungkasnya.**
( Moh. Anwar)