Makassar,Temporatur.com -Program pertukaran guru “ASEAN-Japan Exchange Program for Secondary School Teachers – Japan” yang diselenggarakan oleh Japan Foundation dan Japan International Cooperation Center (JICE) pada tahun ini telah sukses dilaksanakan. Progam pertukaran guru ini berlangsung dimulai dari tanggal 17 November sampai 24 November 2024 berlokasi di kota Tokyo dan Prefektur Tokushima. Tujuan utama dari program ini adalah memberikan kesempatan kepada perwakilan guru-guru ASEAN Tingkat SMP maupun SMA untuk berkunjung ke institusi pendidikan Jepang, mengamati pengelolaan sampah oleh perusahan Jepang, pengenalan budaya Jepang, serta membangun hubungan berkelanjutan antar sekolah-sekolah ASEAN dan lembaga pendidikan di Jepang. Total sebanyak 29 delegasi guru ASEAN mengikuti program ini yang berlangsung selama tujuh hari lamanya.
Setelah melaui tahap seleksi administrasi dan wawancara yang dilakukan oleh Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Dasar Dan menengah Republik Indonesia, terpilih lima orang guru delegasi Indonesia untuk mengikuti program tersebut, mereka adalah Rendika Agustianto dari SMAS Islam Terpadu Shohwatul Is’ad Provinsi Sulawesi Selatan, Dian Wardiana dari SMAN 1 Surade Provinsi Jawa Barat, Andhy Surya Hapsara dari SMAN 7 Yogyakarta Provinsi DIY, I Nyoman Duwika Adi Ana dari SMKN 1 Bebandem Provinsi Bali serta Gilang Dwi Nanda dari SLBN 1 Padang Provinsi Sumatera Barat.
Pada hari pertama, para delegasi guru ASEAN menghadiri orientasi penyambutan yang dipusatkan di kantor Japan Foundation kota Tokyi, setelah itu delegesi bertolak menuju ke Gakken Educational Company, sebuah perusahan pendidikan terbesar ke dua di Jepang, untuk mendengarkan paparan umum bagaimana perusahan Gakken merancang pembelajaran yang berbasis pada bidang STEAM. Dan pada malam harinya para delegasi juga mendapatkan jamuan santap malam dari pimpinan Japan Foundation yang juga dihadiri oleh Dubes dan Atase Pendidikan kedutaan masing-masing dari negara ASEAN.
Pada hari berikutnya, para delegasi berangkat menuju Prefektur Tokushima untuk mengunjungi tiga sekolah tingkat SMP dan SMA yaitu TokushimaKita High School, Sanagochi Elementary School & Junior High School dan Matsushige Junior High School. Para delegasi juga diajak berkeliling melihat fasilitas sarana dan prasarana sekolah serta mendapat penjelasan bagaimana pengembangan kurikulum dan sistem pendidikan di Jepang, pendalaman pendidikan siswa-siswi Jepang, pendidikan STEAM, serta pembentukan karakter serta kebiasaan siswa siswi Jepang yang berorientasi nilai nilai integritas dan sifat disiplin serta pentingnya tanggung jawab atas hal apapun. Dalam kunjungan ke tiga sekolah tersebut juga para delegasi diberi kesempatan mengamati proses belajar mengajar (KBM) di Kelas, proses penyajian makan siang di Sekolah serta bagaimana para siswa-siswi di Jepang bahu membahu membersihkan kelas dan sekolah di waktu pagi dan siang harinya.
Selama tiga hari kunjungan di Prefektur Tokushima, para delegasi juga diterima langsung oleh Gubernur Prefektur Tokushima H.E Mr. Masazumi Gotoda. Beliau berpesan serta menyambut baik kunjungan ini agar para delegasi guru ASEAN dapat mengambil manfaat dari program ini sebaik mungkin.
“Dengan kunjungan dari delegasi guru-guru ASEAN, kami berharap semua hal baik tentang Pendidikan di Jepang dapat ditiru serta diterapkan di sekolah masing-masing, terutama program yang berkaitan dengan tujuan Pembangunan yang berkelanjutan (SDGs) di sektor pendidikan, dan kami dari Prefektur Tokushima menyambut baik program sebagaimana ASEAN-Jepang sudah memiliki sejarah hubungan baik hingga saat ini” Tutur Gubernur Provinsi Tokushima H.E Mr. Masazumi Gotoda.
Program ini juga menjadi kesempatan bagi delegasi untuk saling menukarkan ide inovatif yang bisa diimplementasikan di Sekolah masing-masing khususnya dalam mendukung program SDGs. Program SDGs merupakan salah satu isu penting dalam menghadapi dampak dari perubahan iklim drastis, oleh karenanya dengan diakomodir oleh sektor pendidikan, diharapkan para siswa dan guru serta dinas terkait juga memiliki kesadaran yang sama terhadap program yang berkelanjutan (SDGs) yang inklusif dan berkualitas.
Menurut salah satu delegasi dari Sulawesi Selatan, Rendika Agustianto, Program ini tentu saja sangat baik karena dapat menciptakan inovasi-inovasi bagi guru dalam mendukung isu perubahan iklim yang saat ini menjadi perhatian seluruh dunia.
“Program ini tentu saja sangat baik bagi kami, khususnya guru karena dalam program ini kami ditunjukkan bagaimana isu perubahan iklim bisa masuk dalam sektor pendidikan, salah satu hal sederhana adalah menjaga kebersihan di Lingkungan sekolah serta bagaimana sampah bisa dioleh menjadi hal-hal berharga.” Tutur Rendika Agustianto, delegasi dari SMAS Islam Terpadu Shohwatul Is’ad Provinsi Sulawesi Selatan.
Selain berkunjung ke institusi Pendidikan, para delegasi juga diberikan kesempatan mengunjungi perusahan perusahan SDGs seperti Kamikatsucho Zero Waste Centre di kota Kamikatsucho yaitu perusahan daur ulang sampah untuk dijadikan barang rumah tangga lainnya, serta ke Ota Incineration Plant di Kota Tokyo yang merupakan salah satu perusahan pembangkit Listrik tenaga sampah di Jepang.
Sebagai bagian dari program ini juga, para delegasi berkesempatan melihat tradisi dan budaya Jepang, diantaranya tarian Awadori dan pertunukan wayang boneka awa khas Jepang.
Diharapkan dengan kunjungan dan belajar langsung ke lembaga pendidikan tingkat SMP dan SMP serta perusahaan SDGs tersebut, para guru-guru dari ASEAN bisa mengimplementasikan program SDGs di sekolah masing-masing setelah mereka Kembali ke negara masing-masing.
Kontributor: Rendika Agustianto
Delegasi ASEAN-Japan Exchange Program 2024
SMAS Islam Terpadu Shohwatul Is’ad
IG: ren_dikag