Manajemen Takdir Dalam Opini Ustad Kampung

Advertisements

 

Fenomena kehidupan nyata dalam perjalanan hidup manusia, kita melihat banyak peristiwa yang terjadi seolah -olah begitu saja tanpa ada sebab kerja keras dari seseorang,namun hasilnya sangat bagus, sesuai, bahkan melebihi apa yang diinginkan.

Di sisi lain kita juga menyaksikan tentang adanya orang yang sudah bekerja keras dan berupaya dengan bagus tetapi tidak membuahkan hasil sesuai yang diinginkan.

Advertisements

Lalu Sebenarnya apa yang sedang terjadi dari dua fenomena tersebut ?

Seorang Muslim tidak boleh berpangku tangan hanya dengan berdoa saja, tetapi tidak melaksanakan secara lahiriyah tentang upaya-upaya untuk mencapai keinginannya. Orang-orang yang sukses, keberhasilannya sangat berkaitan dengan keringat yang dikeluarkan dalam mencapai tujuan.

Seorang muslim harus menyesuaikan antara keinginan dan proses mencapai keinginan yang diharapkan. Bahkan Islam menilai upaya untuk mencapai tujuan dan hasil yang didapatkan digolongkan kepada nilai ibadah jika diniatkan untuk mencapai sesuatu yang disarankan oleh Syariah.

Hasil baik dan buruk seseorang terhadap usaha yang diinginkan sangat berkaitan dengan upaya yang dilakukan dalam memperoleh sesuai yang diinginkan.

Orang umumnya atau yang biasa disebut orang awam sering mengeluhkan nasib yang diterimanya tanpa menghubungkan dengan upaya keras untuk memperolehnya. Mereka sudah mengecap bahwa bahwa inilah nasib Dia yang ditentukan oleh Tuhannya.
Mereka cenderung menjadi pemalas dan hanya menunggu nasib atau mengatakan bahwa itu memang sudah nasib dan bagiannya.

Islam tidak mengajarkan seseorang berlaku pasif, Islam mengajarkan bahwa untuk mencapai suatu tujuan perlu adanya ikhtiar yang dirancang dengan baik.

Rancangan ikhtiar berupa perencanaan yang baik, pelaksanaan yang terkontrol dan adanya evaluasi dari proses kegiatan tersebut (muhasabah). Jika memperoleh hasil yang kurang memuaskan maka diulangilah dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan pada sekitar keinginan tersebut, kemudian memperbaiki cara yang telah dilaksanakan.

Setelah melalui pelaksanaan yang baik maka dievaluasi kembali dengan baik untuk dikerjakan kembali dengan sebaik-baiknya,
barulah kita menunggu hasil yang diinginkan.

Bila mana menemui kegagalan kembali maka haruslah instrospeksi bersama untuk berupaya kembali mencapai tujuan itu.

Hasilnya apakah sesuai dengan harapan atau tidak, barulah kita mengatakan Nasib belum berpihak kepada kita atau Tuhan berkehendak lain.

Tuhan lebih tahu yang terbaik untuk masa depan kita.

Dalam pelaksanaan dari sebuah perencanaan dalam mencapai tujuan yang diinginkan, maka pengorganisasiannya perlu dipertimbangkan pengetahuan dan skill pelaksananya, permodalannya dan metode mencapainya.

Untuk mencapai tujuan tidak cukup dengan manajemen saja tetapi harus diikuti dengan sikap menyerahkan diri, memohonkan keberhasilan kepada Allah Swt.

Adapun Cara memohon itu sendiri mempunyai metode tertentu, tidak sembarang berdoa, tetapi ada etika dan tuntunannya.

Seseorang dalam berdoa harus terlebih dulu suci dari hadas kecil dan hadas besar, kemudian berpakaian bersih, memuji Allah dengan bersholawat, bertasbih, bertahmid setelah itu barulah memulai berdoa tentang yang kita inginkan agar senantiasa dibimbing dan diberikan keberhasilan untuk keinginannya tersebut.

Kemudian ditutup dengan memohon ampunan dan bersyukur dengan membaca Alhamdulillahirobbilalamin.

Mengejar tujuan perlu adanya keseimbangan upaya nyata dalam mencapai cita-cita secara terencana dan kerja keras disertai dengan permohonan bimbingan dalam mencapai cita-cita dan menyerahkan hasil yang terbaik dalam pandangan Allah Swt. barulah kita menunggu nasib atau bagian yang akan kita terima dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Nasib seseorang dapat diketahui ketika sudah didapatkan secara nyata tentang hal yang diinginkan dan merupakan bagian yang telah diterima olehnya.

Bedanya istilah nasib dengan takdir yaitu, jika nasib diketahui setelah ada hasil yang diperoleh seseorang maka takdir seseorang tidak ada yang tahu satupun rentang takdirnya, karena takdir masih berbentuk ghaib.

Takdir adalah putusan Allah tentang baik buruk terhadap seseorang dan seseorang tidak mengetahui terhadap ketentuan yang telah diputuskan-Nya.
Ketentuan itu merupakan putusan mutlak dari Tuhan, sudah ditentukan sebelum terjadi, bahkan sejak manusia itu belum lahir ke dunia.

Takdir ini terbagi dua, ada yang sudah tetap tidak berubah ada yang masih bisa berubah.

Adapun contoh takdir yang tidak bisa dirubah adalah kelahiran, kematian, bencana, gravitasi bumi dan kiamat.
Sedangkan takdir yang bisa berubah seperti kesehatan, kemiskinan, kekayaan, kebodohan dan kepintaran. Maka ini dapat berubah yaitu diminta dengan cara berdoa, beramal kebaikan dan bersedekah.

Tapi keputusan Allah tetap mutlak, karena Allah lebih tau tentang yang terbaik untuk kita.

Wallahu A’lam Bishshowab

Artikel oleh : Ustad Kampung

Dr. H. Encep S Jaya.

Bekasi – Jawabarat, 01 Maret 2023

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *