Tumbuhnya Individualisme Dalam Masyarkat Urban

Advertisements

 

Bekasi- Jabar || Temporatur.com

Dalam Edisi Perenungan Ustadz Kampung kali ini, angin membawa berita.

Advertisements

Dalam artikelnya, Ustadz Kampung menuliskan, Dahulu pada era di bawah tahun 80’an masyarakat Bekasi sangat sejuk dan nyaman kala itu berpenduduk belum majemuk.
Namun seiring memasuki era industrialisasi maka banyak sekali perubahan terjadi di Bumi Bekasi ini, baik secara positif maupun negatif.

Perubahan positif menyangkut kemajuan ekonomi dan pendidikan.
Perubahan negatifnya adalah seiring bertambahnya jumlah penduduk maka terjadinya persaingan hidup yang semakin meningkat dan terjadilah pergaulan yang semakin sulit dikontrol serta timbulnya kenakalan remaja dan kejadian kriminal. Masyarakat semakin majemuk dan terjadi percampuran etnis dan suku yg ada di Indonesia.

Jika disimak dari berita-berita yang terjadi belakangan ini di seputaran Kabupaten Bekasi, maka terlihat adanya dekadensi moral dan kejadian, perbuatan melawan hukum dan kriminal yang semakin banyak kasusnya.

Penyebabnya rusaknya perilaku masyarakat ini adalah tipisnya pengetahuan tentang agama yang dianut, dan implementasinya serta lemahnya kontrol mayarakat.

Masyarakat semakin tidak peduli terhadap lingkungan dan semakin individualis.

Dapat dipastikan bahwa satu perbuatan berawal dari niat, niat berasal dari kehendak dan kehendak tergantung pada kondisi keimanan seseorang.

Pertanyaannya adalah apakah sedang menaik atau sedang menurun bahkan sedang tidak ada Iman di dada?

Namun bisa saja terjadi seseorang berpengetahuan agama yang cukup baik tetapi tidak mampu membuat dirinya menjadi orang baik. Itu bisa saja terjadi disebabkan karena kurangnya penghayatan terhadap ajaran yang diterimanya juga bisa saja diakibatkan dari cara proses pendidikan yang kurang tepat pada diri orang tersebut sehingga menghasilkan “produk gagal” dalam pendidikan.

Maka, akhirnya jalan prilakunya tidak menginternalisasi kedalam dirinya, yakni hanya sampai kepengetahuan saja. Bahkan bisa saja terjadi semua tingkah lakunya bertentangan dengan pengetahuan agama yang di miliki.

Solusi yang dapat diterapkan

Melihat fenomena ini maka perlu adanya kesadaran dan kemauan dari semua unsur untuk semakin menancapkan nilai-nilai agama dimulai dari pengetahuan penghayatan dan pengamalan agama dan moral sejak dini.

Mulai masa kanak-kanak, masa remaja bahkan masa dewasa.

Faktor lingkungan yang mempengaruhi

Dari faktor lingkungan juga perlu adanya situasi dan kondisi yang mendukung terhadap seseorang untuk beramal lebih baik, tidak melakukan kejahatan dan perbuatan tercela lainnya,

Melihat Sosiologis, Psikologis, Masyarakat Kabupaten Bekasi

Di Kabupaten Bekasi yang mayoritas penduduknya adalah Muslim sangat baik jika diterapkan cara penerapan moral dan nilai-nilai agama secara bersama, didukung oleh keluarga, masyarakat, pengusaha dan pemerintah.
Oleh karena itu maka, perlu adanya manajemen yang jitu bagi masyarakat dalam mengatasi persoalan ini.

Manajemen ini disebut Manajemen Strategis dalam mengelola lingkungan.

Langkah Menajemen Strategis dalam mengelola lingkungan

Adapun langkah dimulai dari :

1. Membuat perencanaan yang baik, dirumuskan oleh tokoh setempat sesuai situasi yg dihadapi dalam lingkungan.

2. Pengorganisasian berupa membagi tugas-tugas dalam pencegahan anti perilaku menyimpang dan kekerasan tsb sesuai kemampuan dari si Petugas dlm organisasi yang dibentuk.

3. Penerapan terhadap anti kekerasan dan perilaku menyimpang itu sendiri yang dilakukan dengan cara bergotong-royong bersatu padu dalam sistem di elemen masyarakat. Dimulai dari keluarga, lingkungan RT RW.

Dilanjutkan dengan langkah manajemen selanjutnya yaitu :

4. Harus ada nya Evaluasi secara keseluruhan dan secara periodik serta berdasar kasuistik dari penyimpangan tingkah laku yang terjadi dan cara memperbaikinya.

Selanjutnya dimusyawarahkan bersama semua pihak dan dibuat solusinya secara musyawarah.

Untuk penerapan manajemen ini perlu dibentuk Satgas per RW dan per DKM masjid di lingkungan masing masing.

Sebaiknya masyarakat tidak melulu atau hanya melakukan kegiatan mencari uang,tetapi juga memperhatikan aspek moral dan tingkah laku keluarga dan anak masing-masing,
untuk menciptakan masyarakat yang berakhlak dan aman.

 

Apakah artinya harta jika diri dan keluarga tidak aman ?

Dengan tumbuhnya  kembali kesadaran bersama di seluruh elemen dan komponen masyarakat membangun Kabupaten Bekasi yang peduli kepada generasi bangsa

 

Sumber : Artikel Ustadz Kampung

Dr.Encep .S. Jaya.

Bekasi 18 Februari 2023

(Red)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *