Proyek Pembangunan Rehab Berat Sekolah Dasar di Bekasi Disinyalir Melanggar Komitmen Kontrak
Proyek Pembangunan Rehab Berat Sekolah Dasar di Bekasi Disinyalir Melanggar Komitmen Kontrak
Pembangunan rehab berat sekolah dasar di Kabupaten Bekasi diduga banyak melanggar komitmen kontrak. Sejumlah bangunan sekolah yang sedang direhabilitasi masih menggunakan bambu sebagai penyanggah sementara, meskipun gedung tersebut dibangun dua lantai. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terkait keselamatan para pekerja dan ketahanan bangunan tersebut.
Seorang pemerhati infrastruktur di Kabupaten Bekasi, yang akrab disapa Sakera Elang Utara, menyoroti banyak bangunan sekolah yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. “Apakah ini termasuk pelanggaran komitmen kontrak?” tanyanya
Elang Utara juga mempertanyakan kelayakan perusahaan rekanan yang mengerjakan proyek tersebut. “Selain tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) dan mengabaikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), sangat parahnya, masih ada pihak rekanan yang menggunakan bambu sebagai penyanggah untuk bangunan sekolah dua lantai,” ujarnya dengan nada prihatin.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (K3 Konstruksi) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan konstruksi.
Ia juga menambahkan bahwa tidak adanya direksi cut di lokasi pembangunan semakin menambah deretan pelanggaran yang terjadi. “Serta tidak adanya direksi cut,” tegasnya.
Pelanggaran ini menimbulkan keprihatinan yang mendalam dari berbagai pihak, mengingat pentingnya keselamatan dan kualitas bangunan sekolah sebagai tempat belajar anak-anak. Pemerintah setempat diharapkan segera mengambil tindakan tegas terhadap rekanan yang melanggar komitmen kontrak dan memastikan standar keselamatan dan kualitas bangunan dipenuhi.**
(ER)
