Kembangkan Model Pembelajaran, Berbasis Cooperative Learning, Mahmud Fauzi, Raih Gelar Doktor Pendidikan Agama Islam UID

Advertisements

Temporatur

Jakarta ||Mahasiswa Program Doktor Pascasarjana Universitas Islam Jakarta, Mahmud Fauzi, dalam memperoleh gelar Doktor Pendidikan Agama Islam telah melakukan penelitian Model Pembelajaran, Berbasis Cooperative Learning dalam pelatihan kader Mubaligh di Pondok Pesantren.

Advertisements

Dan dalam ujian Disertasi, Promovendus Mahmud Fauzi mengambil tema “Model Pembelajaran, Berbasis Cooperative Learning Dalam Pelatihan Kader Muballigh di Pondok Pesantren Ar-Risalah”, dimana dewan Penguji diantaranya Ketua penguji, Prof. Dr. Ir. Raihan, M.Si ( Guru Besar / Rektor Universitas Islam Jakarta ), Sekretaris Prof. Dr. Dede Rosyada, MA (Ketua Program Studi Doktor Universitas Islam Jakarta), dengan anggota Dr. Attabik Luthfi, MA (Dosen Tetap Pascasarjana Universitas Islam Jakarta) Prof. Dr. Marhamah, M.Pd (Direktur Pascasarjana Universitas Islam Jakarta) serta Dr. Hamdan Rasyid, MA ( Dosen Tetap Pascasarjana Universitas Islam Jakarta ). Dengan Penguji Luar, Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA , (Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).

Promovendus Mahmud Fauzi menjelaskan, bahwa Penelitian dilakukan untuk meningkatkan kualitas Santri lulusan pondok pesantren Ar-Risalah Bogor melalui model pembelajaran muballigh dengan pendekatan cooperative learning.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan prosedur penelitian pengembangan Research and Development (R&D) model ADDIE. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, angket, observasi dan dokumentasi. Analisa data kualitatif berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan mengadakan triangulasi dengan dua modus sumber ganda dan metode ganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kondisi awal pelatihan kader muballigh di Pondok Pesantren Ar Risalah belum optimal membekali para santri dengan kompetensi ceramah dan khutbah yang baik untuk menjadi seorang muballigh handal dan profesional di tengah masyarakat. Kelemahan kompetensi para santri tidak terlepas dari faktor-faktor di dalam pelatihan muballigh yang selama ini diselenggarakan.

Kedua Pengembangan model pembelajaran dalam pelatihan kader muballigh bagi para santri yang sesuai dengan kondisi di Pondok Pesantren Ar Risalah adalah dengan tahapan model ADDIE, telah dihasilkan produk berupa modul perlatihan kader muballigh dengan pola pembelajaran kooperatif yang memuat materi tentang Akhlak Muballigh, Retorika Dakwah, Tanggung Jawab Dakwah, Objek Dakwah, Komunikasi Dakwah, Psikologi Dakwah, Pola Perumusan Materi Dakwah, dan Sikap Tenang Dalam Dakwah.

Ketiga, Pendekatan pembelajaran dalam pelatihan kader muballigh terhadap para santri di Pondok Pesantren Ar Risalah menggunakan pola cooperative learning yang diterapkan dalam 3 proses utama pembelajarannya yang disebut IKE (Interaktif, Kolaboratif dan Evaluatif). dan modul tersebut menurut promovendus sudah diterapkan pada dua pondok pesantren dengan hasil yang baik, khususnya dalam peningkatan potensi dalam berceramah dan berkhotbah para santri, jadi intinya kami memberikan pondasi kepada santri, dan yang bersangkutan bisa mengembangkan diri, ungkap Dr Mahmud Fauzi.

Usai sidang desertasi, Prof. Dr. Dede Rosyada, MA mengapresiasi promovendus Mahmud Fauzi atas karya penelitiannya serta menyusun modul Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning dalam pelatihan kader Mubaligh di Pondok Pesantren, dan diharapkan modul tersebut bisa diterapkan serta di transformasikan kepada para santri di beberapa pesantren maupun di sekolah umum tingkat SMP serta SMA/K, harapnya.

Sementara Rektor Universitas Islam Jakarta, Prof Raihan mengaku bersyukur hari ini salahsatu mahasiswa program Doktor Pendidikan Agama Islam telah menyelesaikan tugas akademiknya dan Dr Mahmud Fauzi lulus sebagai lulusan ke 53, dan tentunya sebuah presentasi tersebut, bagaimana dalam mempersiapkan santri menjadi mubaligh.

Sebagaimana barusan kita ketahui, promovendus telah memberikan contoh dan model tentang pelatihan kader Muballigh, ini memberikan warna tersendiri dalam menyiapkan seorang mubaligh, serta mempersiapkan jadinya saat terjun di masyarakat, Modul Pembelajaran berbasis Cooperative sebagai hal yang baru dalam memberikan pencerahan dalam pendidikan Agama Islam, tentunya ini sangat bermanfaat dalam pendidikan di pesantren dalam mempersiapkan santrinya, papar Prof Raihan. (Nrl).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *