6 Kado Dihari Jadi Kabupaten Bekasi ke -73 dari Rakyat Miskin Kota

Advertisements

6 Kado Dihari Jadi Kabupaten Bekasi ke -73 dari Rakyat Miskin Kota

Bekasi – Jabar ||Temporatur.com

Advertisements

Selamat ulang tahun ke-73, Kabupaten Bekasi yang tercinta! Semoga kabupaten ini segera sejahtera dan rakyatnya bahagia. Kami berharap agar segala potensi dan kekayaan yang dimiliki Kabupaten Bekasi dapat memberikan manfaat yang besar bagi seluruh warganya. Amin.

Kabupaten Bekasi bukanlah sekadar sebuah daerah dengan luas wilayah mencapai 110.000 hektar. Lebih dari itu, dia adalah tempat di mana 23 kecamatan dan 187 desa/kelurahan berada, serta hampir 4 juta warga Indonesia menempati daerah ini. Namun demikian, Bekasi bukan hanya tentang perusahaan-perusahaan yang berdiri di sini, Meikarta sebagai kota mandiri, sumber daya alam gas alam yang melimpah di utara, serta lahan-lahan pertanian yang luas. Bekasi adalah kekayaan sejarah dan budaya. Namun, bagi kami, Bekasi bukan hanya itu!

Bagi kami, Bekasi adalah cinta. Cinta kepada Sang Maha Pencipta, cinta kepada para pendahulu bangsa, dan cinta kepada warga-warganya. Jika kita tanya kepada seluruh warga Bekasi mengenai cinta mereka terhadap Bekasi, maka mereka pasti akan menjawab bahwa mereka sangat mencintai Bekasi. Selama 73 tahun ini, tanah kelahiran kita, tanah yang kita pijak, telah tumbuh dengan segala kepedihan, kekecewaan, ketidakpuasan, dan kebencian terhadap pemerintah daerah Kabupaten Bekasi yang belum mampu memberikan yang terbaik bagi warganya. Puluhan permasalahan sosial tidak kunjung terpecahkan bahkan semakin membelah diri menjadi ratusan persoalan, yang membuat kita merasa sedih, mendengar, dan merasakannya.

Pada hari yang istimewa ini, mari kita bahas beberapa persoalan yang perlu diselesaikan, masalah yang harus dituntaskan, seperti:
1. Kurangnya transparansi dari pemerintah daerah Kabupaten Bekasi dalam memberikan informasi kepada warganya yang seharusnya menjadi hak asasi manusia.
2. Kurangnya sarana komunikasi yang aktif dan terintegrasi antara rakyat dengan pejabat, serta antara masyarakat dengan pemerintah daerah dan instansi lainnya. Menurut kami, partisipasi adalah pilar utama pembangunan. Ajak dan libatkan elemen masyarakat dalam menghadapi permasalahan ini, salah satunya dengan menghapus Tempat Pembuangan Sampah (TPS) liar.
3. Ketidaktegasan dari Bupati, terutama Sekretaris Daerah (Sekda) sebagai bapaknya Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Bekasi, dalam menjalankan amanat peraturan dan perundang-undangan, serta dalam inovasi perencanaan, pengembangan Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
4. Kurangnya penegakan aturan yang jelas. Misalnya, pemerintah membuat aturan agar setiap RT/RW menjadi promotor kegiatan kerja bakti setiap minggu di lingkungannya masing-masing. Selain itu, perlu dilakukan penegakan peraturan lainnya seperti Peraturan Bupati No. 9 Tahun 2019 tentang perluasan kesempatan kerja dan peraturan daerah sektor pariwisata.
5. Kurangnya komunikasi dan integrasi dengan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) selama pandemi.
6. Dan masih banyak lagi.

Semua persoalan dan keluhan tersebut muncul karena ada beberapa kelemahan dan kurangnya kewajiban pemerintah dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakatnya. Sarana dan prasarana merupakan kunci menuju kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat kabupaten Bekasi. Namun, semua itu bertolak belakang dengan kewajiban masyarakat untuk membayar pajak secara paksa. Jika tidak membayar pajak, masyarakat akan dikenakan sanksi sesuai peraturan. Ini adalah bentuk penindasan dan perlakuan tidak adil yang harus kita lawan. Masih ada banyak rumah berdinding tanah dan beratap bambu yang kita temui.

Oleh karena itu, kami berharap agar Bapak PJ Bupati tidak terlalu sibuk dengan kegiatan seremonial untuk mendapatkan penghargaan atau hanya sebatas pemotongan pita. Saatnya bagi PJ Bupati Bekasi untuk bangkit membuktikan bahwa beliau adalah pemimpin yang berani menyelesaikan permasalahan di Kabupaten Bekasi selama sisa masa jabatan ini. Semoga tulisan ini dapat sedikit menyembuhkan berbagai penyakit yang mendera Kabupaten Bekasi, didengar dan diterima dengan baik. Mari kita saling membantu dan bahu-membahu membangun Bekasi tercinta, karena hanya di Bekasi kita mengenal cinta dan mengaplikasikannya.

Kami, masyarakat Kabupaten Bekasi, mencintai Bekasi.

Bekasi 16 Agustus 2023

Oleh :

Abdul Muhaimin (Awe) atas nama rakyat miskin di kota

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *