Temporatur.com

Menyibak Fakta Terpercaya

Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir Jadi Narasumber Bicara Moderasi Beragama di KTN ke 61

Advertisements
65 / 100

Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir Jadi Narasumber Bicara Moderasi Beragama di KTN ke 61

Kota Batu – Temporatur.com

Advertisements

Dalam kegiatan KTN ke 61  yang digelar oleh Yayasan Pelayanan Pekabaran Injil Indonesia (YPPII) Kota Batu kemarin (4/7) malang menghadirkan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir MSi sebagai narasumber terkait bicara tentang Moderasi Beragama.

Dalam Paparannya Ketua Ketua Umum PP Muhammadiyah, menekankan pentingnya peran umat beragama dalam menjaga kesatuan dan persatuan Indonesia. Setidaknya ada tiga nilai dasar yang harus dipegang teguh. Yakni Pancasila, agama, dan kebudayaan.

Lebih lanjut, Haedar mengatakan bila moderasi beragama memiliki peran strategis dalam keberlangsungan hidup berkebangsaan. Lebih jauh dari itu, moderasi mempunyai turunan pada moderasi dalam berbagai hal.

Terutama dalam moderasi berbangsa dan moderasi kemanusiaan. Haedar mengaku yakin bila moderasi beragama diajarkan dalam semua agama. Meski konsepnya diusung dengan cara yang berbeda-beda. “Tetapi semua agama tentu saja mengandung kasih sayang, sikap toleran, dan keinginan untuk membangun kemanusiaan serta semesta atas nama Tuhan,” ujarnya

Untuk itu, moderasi beragama memegang kunci untuk bisa memahami konsep moderasi berbangsa. Terutama untuk menerima Pancasila sebagai nilai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebab, lima butir Pancasila lahir melalui proses pemikiran dan diskusi yang panjang. Termasuk melalui dialog intelektual.

Sehingga, lima butir dalam Pancasila bisa mewakili kesatuan dalam keberagaman yang ada di Indonesia. “Kalau masih ada yang masih mempertanyakan nilai-nilai Pancasila, itu artinya pemahaman agama dan sejarah lahirnya Pancasila orang tersebut perlu dipertanyakan,” ungkapnya.

Untuk itu, dirinya menyebut ada 3 nilai dasar yang harus dipegang teguh. Yakni Pancasila, agama, dan kebudayaan. Haedar menambahkan moderasi beragama harus terus dipupuk. Melalui kegiatan-kegiatan diskusi yang menyentuh substansi dan hati nurani. Sehingga, dari situlah muncul sebuah harmoni dan dinamika hidup berbangsa yang mengarah pada pertumbuhan bangsa yang lebih baik. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup