Pascagempa Bumi di Kabupaten Bandung, Bupati Dadang Supriatna: Saat Ini Sedang Proses Assessment
Pascagempa Bumi di Kabupaten Bandung, Bupati Dadang Supriatna: Saat Ini Sedang Proses Assessment
Temporatur.com, Kota Bandung- Bupati Bandung Dadang Supriatna mengatakan bahwa memasuki hari ke-4 pascabencana alam gempa bumi di Kabupaten Bandung, khususnya yang melanda wilayah Kecamatan Kertasari, Pangalengan dan Pacet, saat ini sedang memasuki proses assessment.
Diketahui bencana alam gempa bumi melanda Kabupaten Bandung dan sekitarnya terjadi pada Rabu (18/9/2024) pukul 09.41 WIB.
“Penanganan pascagempa bumi di Kabupaten Bandung, saat ini memasuki hari keempat mau ke assessment, tetapi perlu dilaksanakan pelatihan dan bimtek (bimbingan teknis) dulu. Tadi jam 10 sudah mulai pelaksanaan bimteknya, ada tim 50 yang akan ke lapangan untuk melihat apakah kondisi bangunan itu rusak berat, sedang, dan ringan,” tutur Bupati Bandung saat menghadiri giat Yaumul Ijtima Kajian Kitab Hikam di Pontren Darunnian Al Islami, Jalan Cagak Desa Maruyung Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung, Sabtu (21/9/2024).
Dengan adanya proses assessment itu, kata Dadang Supriatna, untuk mengetahui mana yang ditangani BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) melalui anggaran APBN, dan mana yang ditangani Provinsi Jabar dari anggaran APBD Provinsi Jabar, dan mana yang ditangani APBD Kabupaten Bandung.
“Ini tentu, semuanya kembali kepada data. Ketepatan data ini tidak hanya pada like and dislike, tapi harus berdasarkan data faktual di lapangan,” katanya.
Untuk penanganan bencana gempa bumi di Kabupaten Bandung, imbuh Dadang Supriatna, bahwa pihaknya kemarin sudah mengadakan rapat dengan para kepala desa dan camat di daerah yang terdampak gempa bumi.
“Selain itu melaksanakan rapat dengan para stakeholder dan termasuk dengan BNPB, untuk menentukan kondisi bangunan mengalami rusak berat, sedang dan ringan pada hari ini akan difinalisasi. Mudah-mudahan dalam waktu satu dua hari ini bisa selesai,” kata Bupati Bedas.
Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna, mengatakan kondisi rumah atau bangunan yang rusak bakal mendapatkan bantuan dari BNPB sebesar Rp 60 juta untuk perbaikan bangunan tersebut.
“Rusak sedang mendapatkan bantuan Rp 30 juta dan rusak ringan Rp 15 juta,” kata orang nomor satu di Kabupaten Bandung ini.
Apabila, katanya, tidak masuk pada kategori itu, maka apakah nanti dibiayai APBD Provinsi Jabar atau APBD Kabupaten Bandung.
“Juga dari BAZNAS kita akan terus berkumpul, sehingga tidak ada double bantuan yang disalurkan kepada warga terdampak gempa bumi,” katanya.
Dihadapan para ulama, kiai maupun ajengan, Kang DS mengungkapkan bahwa peristiwa bencana alam gempa bumi pada Rabu (18/9/2024) lalu yang sempat mengagetkan masyarakat Kabupaten Bandung.
“Ini pusat gempa buminya di Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari, yaitu gempa tektonik. Gempa besar. Tak menyangka bakal terjadi gempa bumi,” ujarnya.
Kang DS mengungkapkan bahwa pada saat hari pertama terjadi bencana alam gempa bumi, sebanyak 5.000 rumah lebih mengalami kerusakan. Bahkan Bupati Bandung pun sempat menginap di tempat pengungsian warga terdampak gempa bumi.
“Saat ini, ditotal sekitar 8.400 rumah yang terkena dampak gempa bumi tersebut. Selain. Itu sarana ibadah sebanyak 38 bangunan, sarana pendidikan, kesehatan, dan bangunan lainnya terkena dampak. Madrasah dan pesantren juga terkena dampak gempa bumi,” jelasnya.
Kang DS mengatakan untuk penanganan pascagempa bumi tersebut, BNPB juga turun ke lapangan atau lokasi gempa bumi di Kertasari.
Lebih lanjut Kang DS mengatakan, rumah-rumah warga yang terdampak gempa bumi itu, ternyata lahannya tak semuanya milik sendiri.
“Ada yang numpang di lahan milik perkebunan dan tak jelas. Sementara bantuan pemerintah pusat melalui BNPB dengan catatan tanah hak milik,” ucapnya.
Kang DS mengatakan bahwa untuk penanganan bencana alam gempa bumi itu, pihaknya melibatkan BAZNAS. Dengan harapan BAZNAS bisa membantu warga yang terdampak gempa bumi, sehingga BAZNAS turun langsung ke lapangan.
“Kami berharap gempa bumi tak terjadi lagi di Kabupaten Bandung,” harapnya.
Ia berharap tak terjadi lagi di gempa bumi di Kabupaten Bandung, meski titik lokus gempa bumi berpusat di Desa Cibeureum jika melihat serpihan geseran dengan kedalaman 10 km.
“Hampir 30 kali gempa bumi susulan. Berdasarkan hasil kajian dan assessment BMKG, sekarang ini warga bisa mengisi rumah kembali,” katanya.
Ia berharap rumah rusak bisa segera diperbaiki. Kang DS mengajak para pengusaha lokal untuk ikut serta membantu masyarakat dalam perbaikan rumah yang rusak.
“BAZNAS bisa mendorong untuk perbaikan. Penanganan pascagempa bumi bisa dilaksanakan dengan cepat, dan bisa segera diselesaikan, mengingat keburu turun hujan,” katanya.**