Temporatur.com

Menyibak Fakta Terpercaya

BUMDes: Ujung Tombak Pembangunan Desa yang Diharapkan, Namun Banyak yang Tergelincir

Gunawan Pemerhati Kebijakan Publik
Advertisements

BUMDes: Ujung Tombak Pembangunan Desa yang Diharapkan, Namun Banyak yang Tergelincir

Bekasi – Temporatur.com

Advertisements

Pembangunan Indonesia harus dimulai dari desa. Pembangunan di desa dapat membentuk perekonomian desa yang kuat, yang pada akhirnya mampu menyokong perekonomian nasional. Salah satu upaya yang dinilai efektif dalam membangun perekonomian desa adalah melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Kehadiran BUMDes di tengah-tengah masyarakat desa dapat memperkuat perekonomian lokal. Dengan adanya BUMDes, desa memiliki kesempatan untuk mengembangkan usaha perekonomian yang memberikan pendapatan tambahan kepada desa. Pendapatan ini kemudian dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Sejak Dana Desa digelontorkan oleh negara kepada setiap desa untuk membangun perekonomian desa melalui BUMDes, harapannya adalah tercipta kemandirian ekonomi di tingkat desa. Namun, di beberapa wilayah, fakta di lapangan menunjukkan bahwa BUMDes yang sudah dibentuk dan diberikan penyertaan modal dari Dana Desa untuk membangun ekonomi desa justru tidak produktif, bahkan cenderung mengalami kebangkrutan.

Mbah Goen, seorang pemerhati desa, menyampaikan pandangannya, “Pembangunan desa melalui BUMDes seharusnya menjadi motor penggerak ekonomi di desa. Namun, tanpa pengelolaan yang baik dan transparan, BUMDes hanya akan menjadi beban baru bagi desa. Diperlukan perencanaan yang matang dan pendampingan yang berkelanjutan agar BUMDes dapat berperan sesuai harapan.”

Mbah Goen juga menambahkan sebagai solusi Agar tidak terulang kembali ibarat keledai masuk ke lubang sama’ kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bumdes kedepannya para Kepala Desa di Kabupaten Bekasi harus lebih selektif dan tepat dalam memberikan penyertaan modal buat BUMDes memperhatikan potensi² desa yang potensial terlebih dahulu seperti wisata Desa atau pendirian warung waralaba desa agar bisa bersaing dengan minimarket besar seperti Indomart dan Alfamart. Itu bisa dilakukan alokasi anggaran penyerataan modal BUmdes berkesinambungan untuk kesejahteraan masyarakat desa itu sendiri.”jelas Mbah Goen.

Tantangan ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dan masyarakat desa untuk bersama-sama mencari solusi, agar BUMDes benar-benar bisa menjadi ujung tombak dalam pembangunan ekonomi desa yang berkelanjutan.**

(ER)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *