Kejadian Emak-emak Ngamuk di Stasiun Kereta Mandai Maros, BPKA Sulsel Siap Evaluasi

Kejadian Emak-emak Ngamuk di Stasiun Kereta Mandai Maros, BPKA Sulsel Siap Evaluasi
Tangkapan layar dari Video viral Petugas tiket di stasiun Mandai yang berdebat dengan penumpang

Maros,Temporatur.com -Media sosial diramaikan unggahan video ibu-ibu alias emak-emak mengamuk di Stasiun Kereta Api Mandai Maros. Dalam video itu, seorang perempuan marah lantaran anaknya yang berusia tiga tahun diminta turun dari kereta dan menunggu di stasiun lantaran tidak memiliki tiket.

Insiden itu terjadi dalam perjalanan Kereta Api Lontara pada 22 Juni 2025. Rombongan penumpang kereta api rute Pangkajene-Barru-Mandai pergi pulang itu mengaku telah membeli 30 tiket

Masalah terjadi ketika tiba di Stasiun Mandai, petugas menahan anak-anak dan diminta tidak ikut naik lantaran tidak memiliki tiket.

Petugas juga menolak pembelian tiket tambahan dengan alasan sudah habis. Anak-anak yang berusia 3 tahun dan tidak memiliki tiket itu kemudian diminta turun dari kereta dan menunggu di stasiun.

Video cekcok antara petugas di stasiun kereta Mandai dan penumpang yang merupakan emak-emak itu lalu diunggah ke media sosial dan menuai beragam komentar.

Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan (BPKA Sulsel) merespons insiden yang viral di berbagai platform media sosial dengan menyampaikan permintaan maaf. BPKA Sulsel berjanji akan melakukan evaluasi pelayanan dan memberikan sanksi tegas kepada petugas jika terbukti melanggar.

Kepala BPKA Sulsel, Deby Hospital, mengaku memahami sekaligus menyesalkan ketidaknyamanan penumpang saat menggunakan layanan kereta api yang beroperasi dari Maros-Barru itu.

Dia menegaskan, kenyamanan, keselamatan, dan pelayanan yang ramah merupakan prioritas utama dalam setiap perjalanan kereta api.

Melalui pernyataan resmi, BPKA Sulsel menyampaikan bahwa dari hasil pemeriksaan internal, petugas yang terlibat cekcok dengan emak-emak yang mengamuk di stasiun merupakan karyawan PT Angkasa Pura Support (APS).

Petugas dari PT Angkasa Pura Support (APS) itu memang bertugas di area layanan sebagai bagian dari tim pendukung operasional.

BPKA memastikan evaluasi menyeluruh, termasuk penegakan sanksi kepada petugas jika terbukti melanggar etika atau standar pelayanan.

Untuk mencegah terulangnya kegaduhan pada layanan perkeretaapian di Sulsel, BPKAtelah meminta PT APS mengambil langkah korektif, mulai dari pembinaan langsung, pemberian sanksi, hingga pelatihan ulang yang menekankan pentingnya pelayanan prima dan keramahan dalam menghadapi pelanggan.

Kami memastikan bahwa kejadian ini sedang ditangani secara menyeluruh diantaranya penelusuran kronologi secara objektif, evaluasi prosedur pelayanan serta penegakan sanksi disipliner kepada petugas terkait apabila terbukti melanggar standar pelayanan atau etika kerja,” kata Deby.

BPKA Sulsel juga melakukan evaluasi sistem boarding dan pemeriksaan penumpang di seluruh stasiun wilayah Sulsel. Evaluasi ini bertujuan agar proses pelayanan berlangsung adil, lancar, dan aman bagi semua pengguna jasa serta mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.

Deby mengaku pihaknya menghargai setiap masukan, kritik, maupun perhatian dari masyarakat. Semua itu menjadi bagian penting dari upaya untuk terus memperbaiki dan mengembangkan layanan transportasi publik yang inklusif dan berkualitas.

Kami juga menghimbau seluruh pengguna jasa kereta api untuk senantiasa mematuhi ketentuan perjalanan, termasuk persyaratan usia anak yang wajib memiliki tiket, guna mendukung keselamatan, ketertiban, dan kelancaran bersama dalam setiap perjalanan,” kata Deby. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *